Upacara Ngaben Merupakan Salah Satu Ritual Kematian Yang Sangat Penting Dan Sakral Dalam Kebudayaan Bali, Yang Umumnya Di Anut oleh masyarakat Hindu di pulau tersebut. Maka upacara ini lebih dari sekadar pemakaman, Ngaben adalah proses spiritual dan budaya yang di yakini membantu roh orang yang telah meninggal untuk mencapai alam dewata dan bersatu kembali dengan Sang Pencipta. Oleh sebab itu makna dan filosofi Ngaben dalam kebudayaan Hindu Bali sangat erat kaitannya dengan konsep kehidupan dan kematian dalam ajaran Hindu. Karena ngaben bukan hanya sekadar upacara pemakaman, melainkan sebuah proses spiritual yang mendalam.
Dan bertujuan untuk membebaskan roh orang yang telah meninggal dari ikatan duniawi dan membantunya mencapai alam roh. Serta memungkinkan perjalanan menuju reinkarnasi atau mencapai moksha. Maka Upacara Ngaben bertujuan untuk memutuskan keterikatan antara roh dan tubuh fisik yang telah meninggal. Oleh sebab itu dalam kepercayaan Hindu Bali, tubuh manusia adalah tempat sementara bagi roh, yang masih terikat oleh nafsu dan keinginan duniawi. Sehingga dengan melakukan Ngaben, roh di ibaratkan di lepaskan dari semua beban duniawi, seperti ikatan materi dan emosi.
Ini adalah langkah penting agar roh dapat bebas melanjutkan perjalanannya ke alam berikutnya tanpa di ganggu oleh sisa kehidupan duniawi. Dan Ngaben juga memiliki filosofi yang mendalam tentang keseimbangan alam dan manusia. Karena pembakaran jenazah di anggap sebagai cara untuk mengembalikan tubuh kepada alam. Maka dalam ajaran Hindu Bali, tubuh manusia terdiri dari lima elemen dasar, yaitu tanah, air, api, angin, dan ruang. Oleh karena itu dengan di bakarnya tubuh, setiap elemen tersebut akan kembali ke asalnya masing-masing. Sedangkan roh dapat melanjutkan perjalanan menuju alam dewata atau bersatu dengan Sang Pencipta Upacara Ngaben.
Upacara NgabenBertujuan Untuk Memastikan Bahwa Roh Orang Yang Telah Meninggal Dapat Melanjutkan Perjalanan
Konsep samsara atau siklus kehidupan lahir, hidup, mati, dan lahir kembali merupakan filosofi utama dalam ajaran Hindu. Upacara NgabenBertujuan Untuk Memastikan Bahwa Roh Orang Yang Telah Meninggal Dapat Melanjutkan Perjalanan dalam siklus ini. Atau, jika sudah mencapai kesucian, roh dapat mencapai moksha, yakni kebebasan dari siklus reinkarnasi. Sehingga dalam masyarakat Hindu Bali, di yakini bahwa roh yang tidak di bebaskan melalui Ngaben. Akan terjebak di alam antara dan tidak dapat melanjutkan siklusnya, yang di anggap sebagai hal yang kurang baik bagi keluarga dan roh itu sendiri.
Pembakaran dalam Ngaben melambangkan penyucian dari segala dosa atau ketidaksempurnaan yang mungkin masih melekat pada roh. Dan aApi dalam upacara Ngaben adalah simbol penyucian terakhir. Maka di harapkan, roh yang telah di sucikan akan lebih ringan dan siap melanjutkan perjalanan spiritualnya. Sehingga dapat lahir kembali di kehidupan yang lebih baik atau bahkan mencapai moksha. Oleh sebab itu ngaben juga merupakan upaya untuk menghantarkan roh menuju ke alam dewata. Di mana ia akan bergabung dengan leluhur yang sudah lebih dahulu meninggal.
Dalam upacara ini, keluarga yang di tinggalkan juga memohon restu kepada leluhur dan dewa agar roh yang meninggal di terima di alam dewata. Sehingga penyatuan ini di anggap sebagai salah satu bentuk pengabdian dan penghormatan kepada leluhur. Selain makna spiritual, Ngaben memiliki filosofi sosial yang kuat. Karena upacara ini sering menjadi momen bagi seluruh keluarga besar dan masyarakat desa untuk berkumpul dan berpartisipasi. Serta Ngaben mengajarkan kebersamaan, gotong royong, dan memperkuat ikatan antaranggota keluarga dan warga.
Bade Di Anggap Sedang Melakukan Perjalanan Ke Alam Tertinggi
Semua orang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan upacara, yang menunjukkan pentingnya kerja sama dalam menghadapi peristiwa besar dalam kehidupan. Karena banyak elemen dalam upacara ini yang mengandung simbolisme alam. Misalnya, Bade melambangkan Gunung Meru, yang di yakini sebagai pusat alam semesta dalam kepercayaan Hindu. Sehingga roh yang di letakkan di atas Bade Di Anggap Sedang Melakukan Perjalanan Ke Alam Tertinggi. Selain itu, simbol api dan abu yang kemudian di taburkan di laut atau sungai menunjukkan penghormatan dan penyatuan dengan alam semesta.
Secara keseluruhan, makna dan filosofi Ngaben sangat mendalam, mencakup kepercayaan mengenai siklus kehidupan, kematian, pembebasan, dan reinkarnasi. Sehingga upacara ini mencerminkan kebijaksanaan hidup masyarakat Bali yang memandang kematian bukan sebagai akhir. Melainkan sebagai bagian dari proses kehidupan. Dan ngaben adalah penghormatan terakhir dari keluarga dan masyarakat kepada orang yang meninggal. Oleh karena itu mengantarnya dengan segala penghormatan dan doa agar dapat melanjutkan perjalanan spiritualnya dengan damai. Sehingga tradisi ini biasanya memiliki beberapa tahapan utama yang sangat rumit dan memerlukan persiapan panjang.
Proses ini berbeda beda tergantung pada tingkat sosial, adat, dan kepercayaan keluarga atau desa yang bersangkutan. Maka upacara awal yang bertujuan untuk memanggil roh yang telah meninggal agar berada di rumah dan bersama keluarga. Oleh karena itu pada tahap ini, di lakukan berbagai persiapan, termasuk membuat sesajen khusus. Dan pada tahap ini, jenazah di mandikan oleh keluarga dan kerabat sebagai simbol penyucian sebelum memulai proses pembakaran. Setelah di mandikan, jenazah akan di dandani dan di siapkan untuk tahap selanjutnya. Sehingga tahap ini merupakan tahap doa dan persembahan kepada arwah serta meminta restu kepada para dewa dan leluhur.
Kemampuan Ekonomi Keluarga Dan Kedudukan Sosial Almarhum
Selain itu, keluarga yang di tinggalkan memohon maaf kepada arwah yang akan meninggalkan mereka. Bade adalah menara atau tempat jenazah di letakkan yang di hiasi dengan warna dan ukiran khas Bali. Biasanya berbentuk menyerupai menara dengan atap bertingkat. Lembu, di sisi lain, adalah simbol hewan yang di yakini menjadi kendaraan bagi roh menuju alam dewata. Karena bade dan Lembu ini akan di gunakan dalam prosesi. Maka jenazah di bawa dalam sebuah prosesi keliling desa yang meriah, di iringi gamelan dan tarian sebagai simbol perayaan kembalinya roh ke alam dewata.
Setelah itu, jenazah di bawa ke tempat pembakaran dan di lakukan upacara pembakaran jenazah. Dan jenazah di letakkan di dalam Bade atau Lembu dan kemudian di bakar hingga seluruh tubuh menjadi abu. Sehingga tahap terakhir adalah Nganyut, yaitu ritual menabur abu jenazah di laut atau sungai. Oleh karena itu prosesi ini melambangkan pelepasan roh ke alam bebas agar dapat melanjutkan perjalanan spiritualnya tanpa ikatan duniawi. Dan Ngaben memiliki beberapa jenis yang di bedakan berdasarkan Kemampuan Ekonomi Keluarga Dan Kedudukan Sosial Almarhum.
Jenis Ngaben di mana jenazah yang akan di bakar masih dalam bentuk utuh atau belum di kebumikan. Dan jenis Ngaben ini di lakukan setelah jenazah di kuburkan terlebih dahulu. Biasanya di lakukan jika keluarga belum memiliki dana atau waktu untuk mengadakan Ngaben pada saat kematian. Oleh karena itu upacara ini di laksanakan bagi seseorang yang meninggal saat bayi atau anak-anak. Yang di percaya masih memiliki jiwa suci sehingga ritualnya lebih sederhana. Sehingga setiap elemen dalam upacara ini sarat dengan simbolisme Upacara Ngaben.